Tampilkan postingan dengan label Biografi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Biografi. Tampilkan semua postingan

Kamis, 16 Agustus 2012

Biografi Ir. Soekarno

Ir. Soekarno atau yang juga biasa dipanggil Bung Karno adalah presiden pertama Republik Indonesia yang lahir di Blitar, tanggal 6 Juni 1901 dan meninggal di Jakarta, 21 Juni 1970. Sukarno yang mempunyai nama kecil Koesno Sosrodihardjo lahir dari pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo (Jawa) dan Ida Ayu Nyoman Rai (Bali). Selain dikenal sebagai presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno bersama Muhammad Hatta juga dikenal sebagai Bapak proklamator kemerdekaan Indonesia yang diprolkamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945. Selain itu, beliau jugalah yang pertama kali mencetuskan nama Pancasila sebagai dasar negara Indonesia merdeka pada saat sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945.

foto bung karno


Masa Kecil dan Remaja Soekarno

Masa kecil Soekarno banyak dihabiskan dengan tinggal bersama kakeknya, Raden Hardjokromo di Tulungagung, Jawa Timur. Di Tulungagung jugalah Soekarno kecil mengenyam bangku sekolah untuk pertamakalinya hingga akhirnya ia harus pindah ke Mojokerto mengikuti orangtuanya yang ditugaskan sebagai guru disana. Di Mojokerto, Soekarno bersekolah di Eerste Inlandse School, tempat ayahnya bekerja. Soekarno juga tercatat pernah mengenyam bangku sekolah di Europeesche Lagere School (ELS) dan Hoogere Burger School (HBS).

Saat melanjutkan sekolah ke HBS di Surabaya, Soekarno harus berpisah lagi dengan orangtuanya di Mojokerto. Ia lalu tinggal di kediaman Haji Oemar Said Tjokroaminoto (pendiri Serekat Islam) yang juga merupakan salahsatu teman ayahnya. Saat tinggal di Surabaya bersama HOS Tjokroaminoto inilah Soekarno muda mulai mengenal organisasi-organisasi pergerakan nasional seperti Serekat Islam, Jong Java, Budi Utomo, dan mulai terlibat di dalamnya. Selain itu, Soekarno juga aktif menulis di "Oetoesan Hindia", sabuah surat kabar harian yang dipimpin oleh Tjokroaminoto.

Setelah menamatkan sekolahnya di HBS, Soekarno kemudian melanjutkan studinya ke Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang ITB). Disana ia tinggal di kediaman Haji Sanusi, salah satu sahabat Tjokroaminoto yang juga merupakan anggota Serekat Islam. Di Bandung, Soekarno banyak berinteraksi dengan beberapa tokoh pergerakan nasional seperti Ki Hajar Dewantara, Tjipto Mangunkusumo, dan Dr. Douwes Dekker (tokoh National Indische Partij). Soekaarno akhirnya menamatkan studinya di Technische Hoogeschool te Bandoeng pada 3 Juli 1926 dengan gelar insinyur pada jurusan teknik sipil.

Selain tercatat pernah bergabung dengan beberapa organisasi kepemudaan, pada 4 Juli 1927, Soekarno mendirikan Partai Nasional lndonesia (PNI) dengan mengusung tujuan Indonesia Merdeka. Aktifitas Soekarno di PNI yang dianggap radikal oleh pemerintah Belanda inilah yang kemudian membuatnya keluar masuk penjara dan pengasingan. Pada bulan Desember 1929, Soekarno ditangkap oleh pemerintah kolonial Belanda dan dijebloskan di Penjara Banceuy sebelum akhirnya dipindahkan ke Sukamiskin pada tahun 1930. Sikapnya yang sangat radikal juga membuatnya pernah diasingkan ke Flores pada bulan Agustus 1933, lalu ke Bengkulu pada tahun 1938.

Masa Penjajahan Jepang


Pada masa pendudukan Jepang, Soekarno mulai memainkan perang penting dalam upaya menuju Indonesia merdeka. Beliau masuk menjadi salah satu anggota Badan Persiapan Usaha Periapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang merupakan badan bentukan Jepang. Pada sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945, Soekarno mengusulkan lima dasar Indonesia merdeka yang diberinya nama Pancasila. Hingga sekarangpun tanggal tersebut selalu diperingati sebagai Hari Kelahiran Pancasila, sehingga Soekarno diberi julukan sebagai Sang Penggali Pancasila. Selain menjadi anggota BPUPKI, Soekarno juga pernah menjabat sebagai ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) yang merupakan kelanjutan BPUPKI.

Pada bulan Agustus 1945, Soekarno diundang oleh pimpinan Angkatan Darat Jepang wilayah Asia Tenggara, Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam untuk membicarakan masalah proklamasi kemerdekaan Indonesia. Pada saat Soekarno berada di Vietnam, para pemuda di Indonesia telah mendengar kabar mengenai kekalahan Jepang pada Perang Dunia II atas Amerika Serikat dan negara-negara sekutunya. Hal inilah yang kemudian membuat para pemuda terus mendesak Soekarno agar segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia sepulangnya Soekarno di tanah air. Para pemuda juga sempat mengasingkan Soekarno ke Rengasdengklok untuk menghindari pengaruh dari Jepang.

Sekembalinya Soekarno dari Rengasdengklok, ia kemudian segera mengumpulkan para anggota PPKI untuk menyusun naskah proklamasi kemerdekaan indonesia yang akan dibacakan esok harinya, tanggal 17 Agustus 1945. Pada tanggal 17 Agustus 1945 pukul 10.00, Soekarno dengan didampingi Muhammad Hatta akhirnya membacakan proklamasi kemerdekaan Indonesia atas nama rakyat Indonesia. Hanya berselang satu hari kemudian, tepatnya pada tanggal 18 Agustus 1945, Ir. Soekarno ditetapkan sebagai presiden Republik Indonesia yang pertama dengan Mohammad Hatta sebagai wakilnya.

Masa Kemerdekaan


Selain mempunyai pengaruh yang sangat besar di dalam negeri, Presiden Soekarno juga mempunyai peran sangat besar di dunia internasional. Beliau berhasil mempersatukan para pemimpin negara-negara dunia ketiga di Asia dan Afrika untuk duduk bersama dalam Konferensi Asia Afrika pada tanggal 18-25 April 1955. Pada masa perang dingin, Soekarno juga berhasil mempersatukan negara-negara Asia, Afrika, dan Amerika Latin dalam gerakan Non-Blok. Selain KAA dan Gerakan Non-Blok, Soekarno juga tercatat sebagai salah satu pendiri organisasi Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara atau yang dikenal sebagai ASEAN.

Pada tanggal 20 Februari 1967, Presiden Soekarno menandatangani Surat Pernyataan Penyerahan Kekuasaan di Istana Negara. Sejak saat itu, Soekarno secara resmi tidak lagi menjabat sebagai presiden Republik Indonesia dan kedudukannya digantikan oleh Suharto.

Sukarno yang sudah sejak lama menderita sakit gangguan ginjal, akhirnya meninggal dunia pada hari Minggu, 21 Juni 1970 di RSPAD (Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat) Gatot Subroto, Jakarta. Beliau kemudian dimakamkan di kampung halamannya di Blitar, bersebelahan dengan makam ibundanya.

Jumat, 20 Juli 2012

Biografi Kisah Nabi Muhammad SAW

Muhammad bin Abdullah adalah seorang rasul sekaligus nabi terakhir pembawa ajaran agama Islam yang diyakini sebagai penyempurna dari ajaran-ajaran nabi yang terdahulu. Muhammad lahir pada tanggal 20 April 571 Masehi atau bertepatan dengan 12 Rabi'ulakhir tahun gajah dalam penanggalan Hijriyah. Tahun kelahiran Nabi Muhammad dinamakan tahun gajah karena bertepatan pada tahun tersebut, seorang penguasa Yaman bernama Abrahah berusaha menyerang kota Mekkah dengan pasukan bergajahnya yang pada akhirnya mengalami kegagalan.

kaligrafi muhammad


Nabi Muhammad sudah menjadi yatim piatu sejak berumur enam tahun. Ayahnya, Abdullah meninggal dalam sebuah perjalanan ke kota Yatsrib saat Muhammad masih dalam kandungan. Sedangkan ibunya, Aminah meninggal dan dimakamkan di sebuah desa bernama Abwa' saat Muhammad berumur enam tahun. Muhammad kecil kemudian diasuh oleh kakeknya Abdul Muthalib lalu oleh pamannya Abu Thalib.

Masa Dewasa

Nabi Muhammad lahir di kota Mekkah, sebuah daerah di bagian tengah Jazirah Arab yang merupakan salah satu tempat paling terbelakang pada saat itu. Terlahir dalam suasana masyarakat jahiliyah, Muhammad dikenal memiliki karakter yang berbeda dengan orang-orang disekitarnya. Beliau dijuluki Al-Amin yang berarti "orang yang dapat dipercaya" karena beliau memang dikenal sebagai orang yang sangat jujur di kalangan masyarakat Mekkah pada saat itu. Kejujuran dan kesederhanaannya membuat seorang janda saudagar bernama Khadijah mempercayakan barang dagangannya kepada Muhammad. Seiring dengan berjalannya waktu, Khadijah dan Muhammad pun menikah. Pada saat itu Khadijah sudah berumur 40 tahun, sedangkan Muhammad baru berusia 25 tahun.

Masa Kerasulan

Merasa prihatin dengan kondisi masyarakat sekitarnya yang seperti tidak bermoral, Muhammad sering menyendiri dan merenung di Gua Hira (Jabal Nur). Pada tanggal 17 Ramadhan/6 Agustus 611 Masehi, malaikat Jibril mendatangi Muhammad yang sedang bertafakur di Gua Hira. Jibril datang membawa wahyu Qur'an yang pertama, yaitu surah Al-Alaq 1-5. Semenjak datangnya wahyu dari malaikat Jibril tersebut, telah resmilah Muhammad diangkat oleh Allah SWT sebagai nabi sekaligus rasul terakhir pembawa risalah Islam bagi seluruh umat manusia di dunia. Saat itu Nabi Muhammad berusia sekitar 40 tahun.

Penyebaran Islam

Pada tahun-tahun awal kenabian, Nabi Muhammad mendakwahkan Islam secara diam-diam hanya sebatas kepada keluarga dan teman dekatnya saja. Hal ini dilakukan demi menghindari respon yang tidak diinginkan dari kaum kafir Quraisy yang ajarannya sangat berseberangan dengan ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad. Baru pada tahun 613 Masehi, Nabi Muhammad mulai mendakwahkan Islam secara terang-terangan kepada masyarakat Mekkah.

Seperti yang sudah diprediksikan sebelumnya, dakwah nabi secara terang-terangan ini mendapat respon yang sangat keras dari kaum kafir Quraisy. Akibatnya banyak pemeluk Islam yang disiksa, dibunuh, bahkan dipaksa untuk meninggalkan Islam oleh kaum Quraisy. Salah satu pemimpin Mekkah, Abu Jahal bahkan mengatakan bahwa Nabi Muhammad adalah orang gila yang ajarannya dapat merusak tatanan masyarakat Mekkah yang telah ada. Penolakan masyarakat Mekkah terhadap Nabi Muhammad ini menyebabkan beliau dan para pengikutnya terpaksa meninggalkan Kota Mekkah dan berhijrah ke Habsyah (Ethiopia), lalu ke Yatsrib (Madinah) pada tahun 622. Meskipun dakwah rasulullah di Mekkah mendapatkan banyak hambatan dan rintangan dari kaumnya sendiri, namun beliau tetap mendapatkan sejumlah pengikut termasuk yang berasal dari petinggi Quraisy sendiri seperti Umar bin Khattab.

Periode Madinah

Menyadari situasi keamanan kota Mekkah yang tak kondusif bagi pemeluk Islam, Nabi Muhammad bersama orang-orang muslim lainnya akhirnya memutuskan untuk hijrah ke Yatsrib (Madinah) pada tahun 622 Masehi. Kaum Quraisy berusaha menghalangi niat kaum muslim untuk hijrah ini, mereka khawatir Islam akan disebarkan ke daerah yang lebih luas lagi. Namun pada akhirnya rencana kaum Quraisy tersebut gagal.

Di Madinah (Yatsrib), Nabi Muhammad dipercaya oleh masyarakat sebagai pemimpin agama dan pemerintahan. Beliau berhasil mempersatukan kaum Muhajirin (pendatang dari mekkah) dan kaum Anshor (penduduk asli madinah) yang saat itu terkenal memiliki rasa kesukuan yang sangat kuat. Dengan kaum non-muslim (Kristen dan Yahudi), Nabi Muhammad mendeklarasikan Piagam Madinah yang isinya antara lain tentang persatuan antara kaum muslim dan non-muslim untuk melindungi Kota Madinah dari serangan pihak luar. Kaum Yahudi dan Nasrani juga tetap diperbolahkan untuk menjalankan agamanya masing-masing.

Penaklukan Kota Mekkah

Pada tahun 629 Masehi atau tepatnya pada tanggal 10 Ramadan tahun 8 setelah hijrah, terjadilah sebuah peristiwa penting dalam sejarah Islam. Peristiwa tersebut adalah ditaklukannya Kota Mekkah (Fathul Mekkah) oleh kaum muslimin tanpa pertumpahan darah. Sejak ditaklukannya Kota Mekkah, agama Islam berkembang sangat pesat. Hingga wafatnya Nabi Muhammad pada tahun 632 M, Islam telah menyebar hingga seluruh Jazirah Arab.

Sepanjang masa kenabiannya yang pendek (23 tahun), Muhammad telah merubah Jazirah Arab dari paganisme menjadi pemuja Tuhan yang Maha Esa, dari peperangan dan perpecahan antar suku menjadi bangsa yang bersatu, dari kaum pemabuk dan pengacau menjadi kaum pemikir dan penyabar, dari kaum tak berhukum dan anarkis menjadi kaum yang teratur, dari kebobrokan ke keagungan moral. Sejarah manusia tidak pernah mengenal tranformasi sebuah masyarakat atau tempat sedahsyat ini. Bayangkan ini terjadi dalam kurun waktu hanya sedikit di atas DUA DEKADE.” (Sir George Bernard Shaw dalam "The Genuine Islam" Vol. 1, No. 8, 1936)

Setalah wafatnya Rasulullah, penyebaran Agama Islam sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta menjadi tanggungjawab para khalifah dan dinasti-dinasti Islam yang berdiri setelah wafatnya Nabi Muhammad. Di tangan para pemimpin penerus nabi inilah Islam berhasil disebarkan keseluruh pelosok dunia termasuk ke Nusantara (selengkapnya: Sejarah Masuknya Islam ke Indonesia).

Sumber:
  • http://id.wikipedia.org/wiki/Muhammad
  • http://kolom-biografi.blogspot.com/2009/01/biografi-nabi-muhammad-saw.html

Selasa, 08 Mei 2012

Sejarah Organisasi Pergerakan Nasional Budi Utomo

Budi Utomo (Boedi Oetomo) adalah sebuah organisasi pergerakan nasional yang paling berpengaruh di Indonesia. Organisasi ini didirikan pada tanggal 20 Mei 1908 oleh sejumlah mahasiswa STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen) seperti Soetomo, Gunawan, Cipto Mangunkusumo, dan R.T Ario Tirtokusumo. Tanggal berdirinya Budi Utomo, 20 Mei, sampai sekarang diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional kerena organisasi ini dianggap sebagai organisasi kebangsaan yang pertama.


wahidin sudirohusodo
dr. Wahidin Sudirohusodo

Berdirinya Budi Utomo tak bisa lepas dari peran dr. Wahidin Sudirohusodo, walaupun bukan pendiri Budi Utomo, namun beliaulah yang telah menginspirasi Sutomo dan kawan-kawan untuk mendirikan organisasi pergerakan nasional ini. Wahidin Sudirohusodo sendiri adalah seorang alumni STOVIA yang sering berkeliling di kota-kota besar di Pulau Jawa untuk mengkampanyekan gagasannya mengenai bantuan dana bagi pelajar-pelajar pribumi berprestasi yang tidak mampu melanjutkan sekolah. Gagasan ini akhirnya beliau kemukakan kepada pelajar-pelajar STOVIA di Jakarta, dan ternyata mereka menyambut baik gagasan mengenai organisasi pendidikan tersebut.

Pada hari Minggu tanggal 20 Mei 1908, dihadapan beberapa mahasiswa STOVIA, Sutomo mendeklarasikan berdirinya organisasi Budi Utomo. Tujuan yang hendak dicapai dari pendirian organisasi Budi Utomo tersebut antara lain:
  1. Memajukan pengajaran.
  2. Memajukan pertanian, peternakan dan perdagangan.
  3. Memajukan teknik dan industri.
  4. Menghidupkan kembali kebudayaan.
Pada tanggal 3-5 Oktober 1908, Budi Utomo menyelenggarakan kongresnya yang pertama di Kota Yogyakarta. Hingga diadakannya kongres yang pertama ini, BU telah memiliki tujuh cabang di beberapa kota, yakni Batavia, Bogor, Bandung, Magelang, Yogyakarta, Surabaya, dan Ponorogo. Pada kongres di Yogyakarta ini, diangkatlah Raden Adipati Tirtokoesoemo (mantan bupati Karanganyar) sebagai presiden Budi Utomo yang pertama. Semenjak dipimpin oleh Raden Adipati Tirtokoesoemo, banyak anggota baru BU yang bergabung dari kalangan bangsawan dan pejabat kolonial, sehingga banyak anggota muda yang memilih untuk menyingkir.

kongres budi utomo
Suasana kongres pertama Budi Utomo

Dibawah kepengurusan "generasi tua", kegiatan Budi Utomo yang awalnya terpusat di bidang pendidikan, sosial, dan budaya, akhirnya mulai bergeser di bidang politik. Strategi perjuangan BU juga ikut berubah dari yang awalnya sangat menonjolkan sifat protonasionalisme menjadi lebih kooperatif dengan pemerintah kolonial belanda.

Pada tahun 1928, Budi Utomo masuk menjadi anggota PPPKI (Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia), suatu federasi partai-partai politik Indonesia yang terbentuk atas prakarsa PNI Sukarno.

Jika dilihat dari keanggotaannya, Budi Utomo sebenarnya adalah sebuah perkumpulan kedaerahan Jawa. Namun sejak konggres di Batavia tahun 1931, keanggotaan Budi Utomo dibuka untuk semua orang Indonesia. Budi Utomo juga membuktikan diri sebagai sebuah organisasi yang bersifat nasional dengan cara bergabung di PBI (Persatuan Bangsa Indonesia). Penggabungan inilah yang kemudian membentuk sebuah organisasi baru bernama PARINDRA (Partai Indonesia Raya).

Meskipun pada masanya Budi Utomo tidak memiliki pamor seterang organisasi-organisasi pergerakan nasional lain seperti Sarekat Islam (SI) atau Indiche Partij (IP). Namun BU tetap memiliki andil yang besar dalam perjuangan pergerakan nasional karena telah menjadi pelopor organisasi kebangsaan. Itulah mengapa hari kelahiran Budi Utomo, 20 Mei diperingati sebagai Hari Kebangkitan Nasional.

Sumber:

http://id.wikipedia.org/wiki/Budi_Utomo
http://www.scribd.com/doc/60696456/Organisasi-Budi-Utomo-Ips

Senin, 30 April 2012

Biografi Ki Hajar Dewantara

ki hajar dewantaraKi Hajar Dewantara adalah salah satu tokoh pendidikan nasional yang lahir di Yogyakarta, 2 Mei 1889. Terlahir dari keluarga bangsawan Yogyakarta, ia mempunyai nama asli Raden Mas Suwardi Suryaningrat lalu berganti nama menjadi Ki Hajar Dewantara seperti yang kita kenal saat ini pada saat usianya 33 tahun.

Sebagai seorang yang lahir dari keluarga bangsawan, Ki Hajar Dewantara termasuk beruntung karena bisa mengenyam pendidikan pada masa itu. Ia menamatkan sekolah dasar di ELS (Europeesche Lagere School) dan sempat melanjutkan pendidikannya di sekolah kedokteran STOVIA (School tot Opleiding van Indische Artsen) meskipun tidak sampai tamat lantaran sakit.

Suwardi muda bekerja sebagai penulis dan wartawan di berbagai surat kabar seperti Sediotomo, Midden Java, De Expres, Oetoesan Hindia, Kaoem Moeda, Tjahaja Timoer, dan Poesara. Sebagai seorang penulis, ia dikenal karena tulisannya yang peka terhadap masalah-masalah sosial, terutama tentang masalah kolonialisme Belanda di tanah air.

Pada tahun 1913, pemerintah kolonial Hindia Belanda berniat mengumpulkan uang sumbangan dari penduduk pribumi dalam rangka merayakan hari kemerdekaan Belanda dari Perancis. Hal tersebut langsung menimbulkan banyak kritikan pedas dari para kaum nasionalis, termasuk Suwardi. Ia lalu membuat tulisan berjudul "Als ik een Nederlander was" (Seandainya Aku Seorang Belanda) yang dimuat dalam surat kabar De Expres pimpinan Douwes Dekker.

Akibat dari tulisannya ini, Suwardi yang saat itu berusia 24 tahun ditangkap dan diasingkan ke Pulau Bangka. Keputusan sepihak pemerintah kolonial ini langsung mendapat protes dari dua sahabat Suwardi yaitu Douwes Dekker dan Tjipto Mangoenkoesoemo. Akhirnya, Suwardi dan kedua rekannya yang kemudian dikenal sebagai Tiga Serangkai itu diasingkan ke Negeri Belanda.

perguruan taman siswa

Sepulang dari pengasingan pada bulan September 1919, Suwardi yang saat itu berusia 33 tahun memilih untuk menghilangkan gelar kebangsawanan dari namanya dan berganti nama menjadi Ki Hajar Dewantara. Ki Hajar Dewantara kemudian bergabung dengan sekolah untuk anak-anak pribumi yang dibina oleh saudaranya. Berbekal pengalaman mengajar tersebut, Ki Hajar Dewantara kemudian mendirikan Perguruan Taman Siswa di Yogyakarta pada tanggal 3 Juli 1922.

Prinsip-prinsip ajaran Ki Hajar Dewantara yang menjadi pedoman di Taman Siswa antara lain:
1. Ing ngarsa sung tuladha (yang di depan memberikan teladan).
2. Ing madya mangun karsa (di tengah membangun semangat).
3. Tut wuri Handayani (dari belakang memberi dukungan).
Setelah zaman kemerdekaan, Ki Hajar Dewantara sempat menjabat sebagai Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan Indonesia yang pertama. Pada tahun 1957, beliau mendapatkan gelar Doctor Honoris Causa dari Universitas Gajah Mada. Sekitar dua tahun setelah menerima gelar tersebut, Ki Hajar Dewantara meninggal dan di makamkan di kota kelahirannya Yogyakarta pada tanggal 28 April 1959.

Ki Hajar Dewantara ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada tanggal 28 November 1959 melalui surat keputusan Presiden RI No.305 Tahun 1959. Untuk menghormati jasa-jasa beliau sebagai bapak pendidikan nasional, tanggal kelahiran Ki Hajar Dewantara yaitu 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional.


Biodata

Nama Ki Hajar Dewantara
Nama Asli Raden Mas Suwardi Suryaningrat
Lahir Yogyakarta, 2 Mei 1889
Wafat Yogyakarta, 26 April 1959 (umur 69 tahun)
Agama Islam
Pendidikan
  • ELS (Sekolah Dasar Belanda)
  • STOVIA (Sekolah Dokter Bumiputera)
Karir
  • Wartawan di Sediotomo, Midden Java, De Expres, Oetoesan Hindia, Tjahaja Timoer, dan Poesara.
  • Pendiri dan pengajar di Perguruan Taman Siswa.
  • Anggota BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) dan PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia).
  • Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia ke-1.
Organisasi
  • Boedi Oetomo (BO)
  • Indische Partij
  • Indische Vereeniging (Perhimpunan Hindia)
Penghargaan
  • Mendapat ijazah pendidikan Europeesche Akte (1918).
  • Gelar doctor honoris causa, Dr.H.C. dari Universitas Gajah Mada (1957).
  • Dianugerahi gelar Bapak Pendidikan Nasional Indonesia dan pahlawan nasional, hari kelahirannya 2 Mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional (Surat Keputusan Presiden RI no. 305 tahun 1959, tanggal 28 November 1959).
  • Foto potret Ki Hajar Dewantara diabadikan dalam uang kertas Rp 20.000.


Sumber:

http://id.wikipedia.org/wiki/Ki_Hadjar_Dewantara
http://kolom-biografi.blogspot.com/2009/02/biografi-ki-hajar-dewantara.html

Minggu, 15 April 2012

Biografi R.A Kartini

foto kartini

R.A Kartini atau Raden Ajeng Kartini adalah salah satu pelopor emansipasi wanita Pribumi yang lahir di Jepara, tanggal 21 April 1879. Kartini adalah anak ke-5 dari 11 bersaudara kandung dan tiri yang lahir dari pasangan R.M. Sosroningrat dan M.A. Ngasirah. Dari sisi ayahnya, garis keturunan Kartini dapat dilacak hingga Sultan Hamengkubuwono VI, Sultan Yogyakarta.


Ayah kartini, R.M. Sosroningrat, pada awalnya adalah seorang wedana di Mayong. Namun kemudian diangkat menjadi Bupati di Jepara setelah menikah lagi dengan Raden Adjeng Woerjan, yang tidak lain adalah putri dari Bupati Jepara saat itu, R.A.A. Tjitrowikromo. Sehingga setelah R.A.A. Tjitrowikromo wafat, maka otomatis ayah Kartinilah yang menggantikan sebagai Bupati Jepara. Sedangkan ibu kandung Kartini, M.A. Ngasirah, bukanlah berasal dari golongan bangsawan. M.A. Ngasirah adalah putri dari Nyai Haji Siti Aminah dan Kyai Haji Madirono, seorang guru agama di Telukawur, Jepara.

Sebagai anak seorang pejabat, Kartini termasuk beruntung karena bisa mengenyam pendidikan. Kartini bersekolah di ELS (Europese Lagere School), disinilah ia belajar Bahasa Belanda dan ilmu pengetahuan lain. Namun sesuai dengan adat Jawa pada saat itu, Kartini terpaksa harus berhenti sekolah pada usia 12 tahun karena harus tinggal di rumah untuk dipingit.

Pada masa pingitan inilah Kartini mulai melakukan surat-menyurat dengan sahabat-sahabat penanya dari Negeri Belanda, salah satunya adalah Rosa Abendanon. Dari kegiatan surat-menyurat dan dari majalah-majalah Eropa yang dibacanya, Kartini mulai tertarik dengan kemajuan berpikir wanita Eropa. Maka timbullah keinginannya untuk memajukkan perempuan pribumi yang selama ini memiliki derajat sosial yang rendah.

Dalam surat-suratnya, Kartini banyak menuliskan kritikannya tentang kondisi sosial saat itu, terutama tentang kondisi perempuan pribumi. Ia menggambarkan betapa menderitanya perempuan di zamannya yang tidak bisa bebas mengenyam pendidikan di bangku sekolah karena harus hidup sesuai adat saat itu.

Namun dibalik semua itu, Kartini mengungkapkan bahwa ia memiliki ayah yang  sudah berpemikiran maju karena memiliki kesadaran untuk menyekolahkan anak-anak perempuannya meskipun hanya sampai usia 12 tahun. Ayah Kartini juga pernah mengizinkan anaknya tersebut untuk mengenyam pendidikan di Betawi, meskipun sebelumnya tak mengizinkan Kartini untuk melanjutkan studi ke Eropa.

Tekad Kartini untuk melanjutkan pendidikan ke Betawi memang terungkap dari surat-suratnya. Sahabat-sahabat pena Kartini, seperti Abendanon juga memberikan dukungan atas niat baiknya tersebut. Namun meskipun restu dari sang ayah sudah didapat, Kartini terpaksa membatalkan keinginanya untuk melanjutkan studinya ke Betawi karena ia sudah harus menikah.

Pada tanggal 12 November 1903 saat usianya 24 tahun, Kartini menikah dengan K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat, seorang Adipati Rembang yang telah memiliki tiga orang istri. Suami Kartini sangat memahami apa yang diinginkan istrinya tersebut, akhirnya Kartini diberi dukungan oleh suaminya untuk mendirikan sekolah wanita. Sekolah wanita ini kemudian didirikan di dalam kompleks kantor kabupaten Rembang yang sekarang menjadi Gedung Pramuka.


sekolah wanita, sekolah kartini
Sekolah Wanita

Dari pernikahannya, Kartini dikaruniai seorang anak yang diberi nama R.M. Soesalit yang lahir pada tanggal 13 September 1904. Setelah melahirkan anak pertamanya tersebut, kondisi kesehatan Kartini terus memburuk. Pada tanggal 17 September 1904, Kartini menghembuskan nafas terakhirnya pada usia 25 tahun lalu dimakamkan di Bulu, Kecamatan Bulu, Rembang.

Sepeninggalan Kartini, pada tahun 1912 sebuah organisasi bernama Yayasan Kartini yang terinspirasi oleh pemikiran dan kegigihan Kartini mendirikan sebuah sekolah wanita di Semarang. Kemudian didirikan sekolah wanita di kota-kota lain seperti Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, dan Cirebon. Sekolah-sekolah wanita yang didirikan di berbagai daerah di Indonesia ini kemudian diberi nama Sekolah Kartini. Yayasan Kartini sendiri didirikan oleh seorang tokoh pejuang politik etis asal Belanda bernama Van Deventer.

Berkat pemikiran-pemikiran dan perjuangannya, pada tanggal 2 Mei 1964 Presiden Sukarno Menganugerahi gelar pahlawan nasional kepada R.A Kartini lewat Keputusan Presiden Republik Indonesia No.108 Tahun 1964. Untuk menghormati jasa-jasa Kartini, setiap tanggal kelahirannya yaitu pada 21 April ditetapkan sebagai Hari Kartini. Surat-surat Kartini kepada sahabat-sahabat penanya kemudian dikumpulkan oleh Abendanon dan dibukukan dengan judul “Door Duisternis Tot Licht” atau yang berarti “Habis Gelap Terbitlah Terang”.

Sumber: Wikipedia