Tampilkan postingan dengan label Sosiologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sosiologi. Tampilkan semua postingan

Kamis, 14 Maret 2013

Pengertian Kelompok Sosial dan Klasifikasinya

Di kalangan para ahli sosiologi, kelompok sosial mempunyai beragam definisi sesuai pemahaman ahli yang menyampaikannya. Namun, dari definisi-definisi yang disampaikan oleh para ahli, dapat kita ambil kesimpulan bahwa kelompok sosial mempunyai pengertian "sejumlah individu yang berinteraksi dan memiliki hubungan sehingga mengakibatkan kebersamaan dan rasa memiliki". Dari pengertian diatas, dapat kita simpulkan bahwa suatu kumpulan individu baru bisa disebut sebagai kelompok sosial jika telah memenuhi dua kriteria, yaitu jika telah terorganisasi (baik secara formal maupun informal) serta adanya kesadaran akan keanggotaan individu dalam kelompoknya. Kelompok sosial sendiri terbentuk karena adanya gregariousness yaitu naluri manusia untuk selalu bersama.

A. Klasifikasi Kelompok Sosial Menurut Cara Terbentuknya


Secara umum, menurut cara terbentuknya, kelompok sosial dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu kelompok semu dan kelompok nyata.

1. Kelompok Semu. Yaitu kelompok sosial yang terbentuk secara spontan, tidak direncanakan, dan tidak terorganisir. Karena cara terbentuknya tersebut, diantara anggotanya biasanya tidak terjadi interaksi secara terus menerus, tidak ada kesadaran berkelompok, serta kehadirannya tidak konstan. Kelompok semu dibagi lagi menjadi tiga, yaitu:

  • Kerumunan. Kerumunan (Crowd) adalah sekelompok individu yang kebanyakan tidak saling mengenal yang berkumpu di suatu tempat untuk mengerubungi sesuatu. Contoh dari kerumunan adalah kerumunan orang yang melihat konser musik.

  • Massa. Massa adalah kerumunan orang sengaja dikumpulkan disuatu tempat dan memiliki satu tujuan dimana anggotanya memiliki kesadaran diri rendah dan tidak dapat bergerak secara terorganisir. Namun dibelakang massa ini terdapat "dalang" yang bertindak sebagai pemimpin untuk memanipulasi massa tersebut. Contoh massa adalah massa yang berkumpul untuk berdemo memprotes kebijakan pemerintah.

  • Publik. Publik bersifat lebih luas daripada kerumunan atau massa. Jika kerumunan dan massa terbentuk dalam ruang dan waktu tertentu, maka publik adalah masyarakat luas yang tidak terikat oleh ruang dan waktu. Publik terbentuk karena ada perhatian yang sama yang disatukan oleh alat-alat komunikasi. Contoh publik antara lain orang-orang pendengar siaran radio atau saluran televisi tertentu.
2. Kelompok Nyata. Salah satu ciri khusus dari kelompok nyata adalah kehadirannya selalu konstan. Robert Bierstedt mengklasifikasikan kelompok nyata menjadi empat jenis, yaitu Kelompok Statistik (Statistical Group), Kelompok Kemasyarakatan (Societal Group), Kelompok Sosial (Social Group), serta Kelompok Asosiasi (Associational Group). Pengklasifikasian ini didasarkan atas ada tidaknya hubungan sosial, komunikasi, kesadaran jenis, serta ada tidaknya organisasi formal dalam kelompok sosial tersebut.

  • Kelompok Statistik. Yaitu kumpulan individu yang dikategorikan dalam kelompok tertentu oleh para ilmuwan untuk kepentingan perhitungan statistik penduduk. Contoh kelompok statistik antara lain penggolongan penduduk berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, dll.

  • Kelompok Kemasyarakatan. Yaitu kelompok sosial yang terbentuk karena adanya kesadaran akan kesamaan para anggotanya. Dalam kelompok ini belum tentu terjadi kontak atau komunikasi antar anggota kelompok. Organisasi kelompok juga tidak ada dalam kelompok sosial jenis ini. Contoh kelompok kemasyarakatan antara lain kelompok yang memiliki kesamaan jenis kelamin (laki-laki/perempuan), ras, agama, kelompok kaya dan miskin, dsb.

  • Kelompok Sosial. Berbeda dengan kelompok statistik atau kelompok kemasyarakatan yang belum terjadi komunikasi dan kontak yang intens, dalam kelompok sosial sudah terdapat kesadaran kelompok dan komunikasi antar anggotanya, namun tidak terdapat organisasi kelompok. Contoh kelompok sosial antara lain kelompok teman, keluarga, keagamaan, dll.

  • Kelompok Asosiasi. Dalam kelompok sosial jenis ini sudah dijumpai kesadaran kelompok antar anggotanya, adanya saling komunikasi, dan adanya kepentingan bersama yang hendak dicapai anggotanya. Antar anggota dalam kelompok ini juga terikat dalam sebuah organisasi formal. Contoh kelompok asosiasi antara lain organisasi-organisasi profesi seperti Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), dan organisasi-organisasi politik formal lainnya.

B. Klasifikasi Kelompok Sosial Berdasarkan Sudut Pandang Individu


Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mengidentifikasikan diri kita sebagai anggota dari kelompok A dan mengidentifikasikan orang lain sebagai kelompok B dimana kita tidak termasuk dalam keanggotaannya. Pengidentifikasian ini bisa berdasarkan pekerjaan, jenis kelamin, sekolah, agama, ataupun organisasi formal. Berdasarkan fakta inilah W.G Summer membedakan kelompok sosial menjadi dua macam, yaitu in group (kelompok dalam) dan out group (kelompok luar).

1. In Group. Adalah kelompok dimana seorang individu mengidentifikasikan dirinya atau merasa menjadi anggota dari kelompok tersebut.

2. Out Group. Yaitu kelompok yang berada diluar keanggotaan seorang individu atau kebalikan dari in group.

C. Kelompok Sosial Paguyuban dan Patembayan


  1. Paguyuban (Gemeinschaft )
    Hubungan antaranggota kelompok sosial paguyuban (gemeinschaft ) mempunyai tiga ciri-ciri utama yaitu bersifat intim (dekat), privat (pribadi), dan eksklusif (hanya melibatkan dua pihak tanpa pihak ketiga). Dasar pembentukan gemeinschaft  terdiri dari tiga macam, yaitu karena ikatan darah (blood), tempat tinggal (place), dan karena kesamaan pikiran (mind). Contoh kelompok sosial yang termasuk paguyuban antara lain, kelompok keluarga, kekerabatan, masyarakat desa, dan teman bermain.

  2. Patembayan (Gasellscaft)
    Kelompok sosial patembayan bersifat lebih semu dibandingkan dengan kelompok sosial paguyuban. Hubungan ataranggota dalam kelompok gasellscaft ini cenderung bersifat jangka pendek (sementara) berdasarkan kontrak-kontrak tertentu, hanya terikat secara lahiriah tanpa adanya ikatan batin (tidak intim), serta para anggotanya berhubungan secara resmi berdasarkan hubungan timbal balik. Kelompok sosial seperti ini biasanya terjadi pada masyarakat modern yang menganut sistem solidaritas organis contohnya adalah sistem kepengurusan pada sebuah perusahaan modern.

D. Kelompok Sosial Sekunder dan Primer


  1. Kelompok Primer
    Sifat utama yang dimiliki kelompok sosial jenis ini adalah hubungan antaranggotanya yang akrab, informal, personal, dan total. Contoh kelompok primer (primary group) antara lain keluarga dan klik (kelompok bermain/geng).

  2. Kelompok Sekunder
    Kelompok sosial sekunder (secondary group) adalah kelompok sosial yang anggota-anggotanya berhubungan secara informal, impersonal, segmental (terpisah-pisah), dan berdasarkan azas manfaat. Contoh kelompok sekunder antara lain Komite Sekolah, PGRI, TNI, dan kelompok profesi formal lainnya.

Kamis, 27 September 2012

Diferensiasi dan Stratifikasi Sosial

Setiap individu lahir dan berkembang dalam kondisi yang berbeda-beda. Keberagaman individu dalam masyarakat ini disebut dengan perbedaan sosial. Perbedaan sosial secara umum dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu perbedaan secara horizontal dan perbedaan secara vertikal. Perbedaan secara horizontal disebut dengan diferensiasi. Dalam diferensiasi sosial, tidak dikenal adanya tingkatan atau tinggi rendahnya status sosial seseorang. Sedangkan pebedaan secara vertikal disebut dengan stratifikasi, dimana ada masyarakat yang menduduki lapisan atas dan ada pula yang menduduki lapisan bawah. Stratifikasi sosial ini terjadi karena adanya sesuatu yang lebih dihargai dalam masyarakat.

Diferensiasi Sosial

Seperti yang telah disebutkan diatas, diferensiasi sosial adalah pembedaan masyarakat secara horisontal tanpa mempermasalahkan tinggi rendahnya status sosial masyarakat tertentu. Diferensiasi sosial muncul karena adanya perbedaan-perbedaan dalam masyarakat. Perbedaan-perbedaan ini menyebabkan adanya pengelompokan masyarakat ke dalam kategori tertentu berdasarkan ciri fisik atau ciri sosial budaya. Beberapa contoh bentuk diferensiasi sosial antara lain diferensiasi sosial berdasarkan ras, suku bangsa, agama, dan gender.
  • Ras. Merupakan penggolongan manusia berdasarkan ciri-ciri fisik yang tampak dari luar (fenotip), seperti warna kulit, bentuk rambut, ukuran badan, dan lain-lain. Ras merupakan kodrat setiap manusia, jadi tidak ada satu ras yang memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan ras yang lain. Secara umum, ras-ras manusia di dunia dapat dibedakan menjadi empat, yaitu ras Austroloid (orang Aborigin), Mongoloid (Asia dan penduduk asli Amerika), Kaukasoid (Eropa dan Arab), dan Negroid (kulit hitam).

  • Suku Bangsa. Adalah pengelompokan manusia berdasarkan corak budaya yang dimilikinya. Hildred Geertz dalam penelitiannya menyatakan bahwa di Indonesia terdapat 319 suku bangsa, sedangkan menurut Koentjoroningrat terdapat 200 suku bangsa. Setiap suku bangsa biasanya memiliki bahasa daerah, adat istiadat, dan kesenian yang khas.

  • Agama. Merupakan sistem kepercayaan yang telah dibakukan dan dipandang sebagai sebuah kebenaran. Agama berisi pedoman-pedoman kepada manusia tentang hubungan antara sesama manusia dan antara manusia dengan tuhan.

  • Gender. Adalah diferensiasi sosial berdasarkan perbedaan sifat antara laki-laki dan perempuan. Dalam beberapa kebudayaan, laki-laki dianggap memiliki status sosial yang lebih tinggi daripada perempuan. Akan tetapi, sekarang ini laki-laki dan perempuan dianggap mempunyai kedudukan dan peran yang sejajar dalam masyarakat

Stratifikasi Sosial

Stratifikasi berasal dari kata stratum yang berarti lapisan. Jadi stratifikasi sosial bisa disebut dengan pembedaan masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial secara bertingkat yang biasanya disimbolkan dengan piramida. Dalam stratifikasi sosial, terdapat kelompok masyarakat yang menghuni kelas atas dan ada juga yang menghuni kelas bawah. Stratifikasi sosial muncul karena adanya sesuatu yang dianggap memiliki kedudukan yang lebih tinggi dalam masyarakat seperti harta yang dimiliki seseorang, kekuasaan, keturunan pekerjaan, keahlian, atau umur.

a. Sifat-Sifat Stratifikasi Sosial

Stratifikasi sosial dalam masyarakat pada umumnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu stratifikasi tertutup dan stratifikasi terbuka.
  • Stratifikasi Sosial Tertutup. Mempunyai arti bahwa seseorang yang berada pada strata tertentu dalam masyarakat tidak akan mungkin bisa berpindah ke lapisan yang lainnya baik yang berada diatas maupun dibawah. Stratifikasi sosial tipe ini biasanya didasarkan atas warisan biologis seseorang yang sudah didapat semenjak ia lahir. Contoh stratifikasi sosial tertutup adalah sistem pengkastaan yang terdapat dalam Agama Hindu dan politik apartheid yang pernah diterapkan di Afrika Selatan selama masa pendudukan Inggris.

  • Stratifikasi Sosial Terbuka. Stratifikasi sosial tipe ini biasanya terdapat pada masyarakat modern dimana seorang individu dapat berpindah dari satu lapisan satu ke lapisan yang lainnya, baik yang berada di atasnya maupun yang ada di bawahnya. Contoh dari sistem stratifikasi sosial terbuka antara lain jabatan, tingkat pendidikan, pendapatan, dan gelar.

b. Fungsi Stratifikasi Sosial

Meskipun beberapa jenis stratifikasi sosial yang ada dalam masyarakat terlihat begitu diskriminatif, namun stratifikasi sosial juga mempunyai beberapa manfaat, antara lain:
  • Adanya spesialisasi peran dalam masyarakat sesuai kedudukannya.
  • Sebagai alat distribusi hak dan kewajiban kepada masyarakat pada setiap lapisan.
  • Menempatkan individu pada lapisan tertentu sesuai fungsi dan perannya dalam masyarakat.
  • Mendorong masyarakat agar bergerak sesuai dengan fungsinya.
  • Membentuk budaya dan gaya hidup yang unik pada masing-masing kelas.
  • Sebagai alat pemersatu jika dapat dikoordinasikan dengan benar untuk mencapai tujuan bersama.
Sekian dulu postingan saya mengenai Diferensiasi dan Stratifikasi Sosial kali ini. Jika dirasa ada yang kurang atau ada yang mau mengkoreksi, saya persilahkan untuk disampaikan di kotak komentar. Semoga bermanfaat.

Jumat, 06 April 2012

Pengertian Kepribadian

Setiap individu memiliki sifat yang unik. Satu orang dengan orang yang lain memiliki kepribadian yang berbeda. Kepribadian menunjuk pada pengaturan sikap-sikap seseorang untuk bertindak, berpikir, merasakan, cara berhubungan dengan orang lain, dan cara seseorang menghadapi masalah. Kepribadian sendiri terbentuk melalui proses sosialisasi yang panjang sejak kita dilahirkan. Kepribadian mencakup kebiasaan, sikap, dan sifat seseorang yang bisa berubah dan berkembang seiring proses sosialisasi yang dilakukan individu tersebut.

kepribadian

A. Pengertian Kepribadian Menurut Para Ahli

Kepribadian sebenarnya adalah sebuah konsep yang sangat luas. Itulah mengapa definisi kepribadian yang disampaikan oleh satu ahli dengan ahli yang lain kadang berbeda. Namun perbedaan pendapat itulah yang nantinya akan melengkapi dan memperkaya pengetahuan kita mengenai konsep kepribadian. Berikut adalah pengertian atau definisi kepribadian yang disampaikan oleh beberapa ahli.

  1. Roucek dan Warren, dalam buku yang berjudul "Sociology an Introduction",  Roucek dan Warren mendefinisikan kepribadian sebagai organisasi faktor-faktor biologis, psikologis, dan sosiologis yang mendasari perilaku individu. Faktor-faktor biologis itu meliputi keadaan fisik, sistem saraf, watak, seksual, proses pendewasaan individu yang bersangkutan, dan kelainan-kelainan biologis lainnya. Adapun faktor psikologis meliputi unsur tempramen, perasaan, keterampilan, kemampuan belajar, keinginan, dan sebagainya. Faktor sosiologis yang mempengaruhi  kepribadian seorang individu dapat berupa proses sosialisasi yang ia peroleh sejak kecil.
  2. Koentjaraningrat, dalam bukunya yang berjudul "Pengantar Antropologi I", menyatakan bahwa kepribadian adalah susunan dari unsur-unsur akal dan jiwa yang menentukan tingkah laku atau tindakan  seseorang.
  3. Yinger, mengatakan bahwa kepribadian adalah keseluruhan perilaku seseorang dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaian situasi. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kepribadian adalah perpaduan yang utuh antara sifat, sikap, pola pikir, emosi, dan nilai-nilai yang mempengaruhi individu agar berbuat sesuatu yang benar sesuai dengan lingkungannya.
  4. Theodore M. Newcomb, adalah seorang ahli sosiologi berkebangsaan Amerika Serikat. Ia menyatakan bahwa kepribadian adalah organisasi sikap yang dimiliki seseorang sebagai latar belakang dari perilakunya. Hal ini berarti bahwa kepribadian menunjukkan organisasi dari sikap-sikap seorang individu untuk berbuat, mengetahui, berpikir, dan merasakan secara khusus apabila ia berhubungan dengan orang lain atau ketika ia menghadapi suatu masalah atau keadaan.
  5. M. A. W. Brower, berpendapat bahwa kepribadian adalah corak tingkah laku sosial seorang individu yang meliputi kekuatan, dorongan, keinginan, opini, dan sikap-sikap seseorang.
B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian

Kepribadian seseorang senantiasa berubah dan berkembang seiring dengan proses sosialisasi yang dilakukan orang tersebut. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kepribadian pada seseorang adalah sebagai berikut.

1. Faktor Biologis

Setiap orang pasti memiliki warisan biologis yang berbeda dengan orang yang lainnya. Warisan biologis dapat berupa bentuk fisik yang berbeda antara satu orang dengan orang lain, bahkan pada anak kembar sekalipun. Karakteristik fisik seseorang dapat menjadi salah satu faktor penentu perkembangan kepribadian sesuai dengan bagaimana ia memahami keadaan dirinya dan bagaimana ia diperlakukan dalam masyarakat.

2. Faktor Geografis dan Kebudayaan Khusus

Letak geografis yang berbeda akan menghasilkan jenis kebudayaan yang berbeda pula. Misalnya saja masyarakat pesisir yang menghasilkan kebudayaan nelayan, masyarakat pedesaan yang akan menghasilkan kebudayaan petani, dan kebudayaan masyarakat kota. Letak geografis ini sebenarnya hanya merupakan karakteristik kepribadian umum dari suatu masyarakat dan tidak semua warga masyarakat termasuk di dalamnya. Oleh karena itu dapat kita simpulkan bahwa kepribadian umum adalah kepribadian yang dimiliki oleh sebagian besar anggota kelompok masyarakat.

3. Faktor Pengalaman Kelompok

Sepanjang kehidupan seseorang, pasti ada kelompok-kelompok tertentu yang diserap gagasan-gagasan dan norma-normanya oleh seseorang. Kelompok keluarga adalah kelompok pertama yang akan dilalui oleh individu dan mungkin yang memiliki peranan paling penting bagi pembentukan kepribadian seseorang. Kelompok lain yang menjadi referensi individu dalam membentuk kepribadiannya adalah kelompok bermain. Peranan kelompok bermain ini akan semakin berkurang pengaruhnya seiring dengan pertambahnya usia seseorang.

Selain keluarga dan kelompok bermain, kelompok mejemuk juga memiliki peranan yang cukup besar bagi pembentukan kepribadian seseorang. Kelompo mejemuk menunjuk pada kenyataan masyarakat yang sangat beraneka ragam. Bermacam-macam kelompok masyarakat ini mempunyai pendangan-pandangan yang berbeda dalam memandang nilai dan norma. Dalam keadaan perbedaan seperti ini, seorang individu hendaknya menentukan sendiri apa yang dianggapnya baik bagi dirinya sehingga tidak terhanyut dalam arus perbedaan yang terjadi dalam masyarakat majemuk tempatnya berada.

4. Faktor Pengalaman Unik

Dua orang yang hidup di lingkungan yang sama, belum tentu memiliki kepribadian yang sama. Hal tersebut disebabkan karena pengalaman yang pernah didapatkan oleh masing-masing individu selalu bersifat unik dan tidak ada seorangpun yang menyamainya. Itulah mengapa dua orang individu yang hidup pada lingkungkungan yang sama tidak akan menghasilkan kepribadian yang sama, bahkan pada seseorang yang lahir kembar sekalipun.

Sumber 1: Buku BSE Sosiologi SMA Kelas X
Sumber 2: http://id.wikipedia.org/wiki/Kepribadian

Jumat, 23 Desember 2011

Pengertian Organisasi

Secara sederhana, pengertian organisasi adalah suatu kumpulan manusia terdiri dua orang atau lebih yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah dimana orang-orang berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terorganisasi, terpimpin dan terkendali, dalam memanfaatkan sumber daya, sarana-prasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi.


Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi memberi batasan organisasi adalah system kerja sama antara dua orang atau lebih yang secara sadar dimaksudkan untuk mencapai tujuan.Dari dua batasan tesebut ada tiga hal yang patut dicatat sebagai unsur organisasi yaitu orang-orang yang bergabung,pola kegiatan yang diatur,dan tujuan bersama yang disepakati.

Organisasi dibagi menjadi 3 jenis yaitu:


1. Organisasi Formal

Yaitu bila tujuannya dinyatakan secara tertulis berdasarkan peraturan atau hukum yang berlaku menetapkan pola hokum yang berlaku dengan menekankan pada koordinasi dan kewenangan .Termasuk golongan ini adalah;perusahaan,sekolah,gereja,lembaga kemasyarakatan,organisasi politik dan masa.

2. Organisasi Sosial

Yaitu organisasi yang dibentuk berdasarkan tujuan yang tidak dinyatakan secara formal tetapi secara implicit dengan pola kerja yang longgar dan bahkan tidak ada kewenangan yang herarkhis . Termasuk golongan ini adalah: sekumpulan para sahabat untuk mengisi waktu luang,kumpulan suatu lulusan atau alumni.

3. Organisasi Informal

Yaitu organisasi yang dibentuk secara spontan dan didorong oleh kebutuhan akan pergaulan,persahabatan,rekreasi.

Dan berikut adalah definisi/pengertian organisasi menurut para ahli.

James D Mooney berpendapat bahwa “Organization is the form of every human, association for the assignment of common purpose” atau organisasi adalah setiap bentuk kerjasama untuk pencapaian suatu tujuan bersama.

Drs. Malayu S.P Hasibuan mengatakan “organisasi ialah suatu sistem perserikatan formal, berstruktur dan terkoordinasi dari sekelompok yang bekerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Organisasi hanya merupakan alat dan wadah saja.”

Prof. Dr. Mr Pradjudi Armosudiro mengatakan “organisasi adalah struktur pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu.